Kenali Siklus Pelana Kuda DBD dari Hari 1 Hingga 7

demam berdarah

 

Jakarta - Demam berdarah merupakan salah satu penyakit mematikan, di dalamnya terdapat siklus pelana kuda DBD yang merupakan fase penting dalam memastikan kesembuhan pasien demam berdarah atau DBD.

Dilansir dari Halodoc.com, penjelasan silkus pelana kuna mencakup pada 3 fase penting, yaitu mulai dari hari pertama hingga ketujuh. Seperti apa fase rentan terhadap penyakit demam berdarah ini, berikut penjelasannya.
Fase Siklus Pelana Kuda DBD


Demam berdarah dapat terjadi pada siapa saja, baik dewasa maupun anak, perempuan atau laki-laki. Semua orang memiliki risiko dan kerentanan yang sama. Gejalanya dimulai dengan demam hingga 40 derajat Celcius, nyeri kepala, nyeri sendi, otot, serta tulang. Selain itu muncul ruam kemerahan di kulit, nafsu makan menurun, sampai terjadinya perdarahan pada hidung, gusi, atau bawah kulit. 


Dikutip dari Kemenkes RI, setelah terpapar gejala maka penderita akan melalui 3 fase demam naik turun (siklus pelana kuda) berikut ini:
1.    Fase Demam Tinggi (Hari 1-3)
Siklus pelana kuda DBD pertama adalah fase hari 1 hingga 3 yang memunculkan gejala khusus yaitu, demam pada penderita hingga 39-41 derajat celcius. Biasanya berlangsung selama 3-4 hari dan tidak bisa diredakan menggunakan obat penurun panas biasa.
Apabila penderita mengalami demam tinggi dalam waktu 2 hari dan diikuti gejala lainnya, maka harus segera dibawa ke klinik atau rumah sakit. Karena harus diberikan penanganan khusus untuk meredakan demam tersebut.


2.    Fase Kritis (Hari 3-5)
Fase siklus pelana kuda DBD kedua terjadi pada hari ke 3 hingga 5, di mana pada masa-masa ini banyak orang terkecoh dan menganggap sudah sembuh. Padahal justru pada fase ini perlu pengawasan penuh.
Sebab dalam fase kedua, penderita akan mengalami penurunan suhu tubuh yang kembali normal. Suhu normal pada fase ini bukan mengindikasikan kesembuhan, tapi merupakan saat-saat kritis DBD terjadi.
Pembuluh darah mengalami pelebaran sehingga menimbulkan ruam dan bintik merah pada kulit merupakan tanda penderita masuk fase kedua. Umumnya, masa kritis penderita adalah adalah 24-48 jam.
Selain menjalani masa kritis, penderita juga rentan mengalami komplikasi yaitu perdarahan atau kelainan metabolic, seperti hipoglikemia, hipokalsemia, atau hiperglikemia.


3.    Fase Penyembuhan (Hari 6-7)
Setelah mengalami 5 hari masa tegang, umumnya penderita DBD akan memasuki siklus pelana kuda DBD terakhir yaitu fase penyembuhan. Dalam fase ini suhu tubuh akan kembali naik dan denyut nadi menguat.
Hal ini disebabkan fungsi tubuh yang membaik dan perdarahan mulai berhenti. Pada banyak kasus ruam atau bintik merah pada kulit juga akan berkurang. Kemudian perlahan-lahan keadaan penderita akan membaik.


Kemungkinan Berujung Komplikasi dengan Penyakit Lain
Salah satu hal yang menyebabkan demam berdarah memakan korban adalah penangan yang terlambat. Oleh sebab itu, jangan meremehkan penyakit ini, apalagi jika sudah terlihat gejala-gejalanya.
Sebab siklus pelana kuda DBD terdapat fase pengecoh sehingga membuat penderita maupun yang merawatnya merasa sudah membaik, padahal sedang di masa genting.
Sangat penting untuk mendapatkan penanganan dari professional untuk menangani DBD. Jika sudah mengalami gejala sebaiknya segera menemui dokter sehingga tidak menimbulkan berbagai komplikasi yang umum terjadi.

Pada penderita demam berdarah komplikasi yang paling umum terjadi adalah kerusakan pembuluh darah. Karena kerusakan ini dapat menyebabkan terjadinya perdarahan. Selain itu, penderita juga dapat mengalami muntah terus menerus. Tambahan lainnya adalah perdarahan pada hidung serta gusi, darah pada urine, nyeri perut, cepat merasa lelah, hingga kesulitan bernapas. Oleh sebab itu, perawatan dan pengawasan intensif harus dilakukan.
Komplikasi serius seperti kejang, kerusakan hati, jantung otak, paru-paru, syok, hingga kegagalan sistem organ yang dapat berujung pada kematian. Jadi, apabila sudah terjadi gejala harap segera melakukan pemeriksaan ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Penanganan demam berdarah memang harus dilakukan sedini mungkin agar menghindari berbagai komplikasi yang bisa terjadi. Terutama karena adanya siklus pelana kuda DBD sehingga penangannya membutuhkan tenaga profesional.