Jakarta - Manajemen ASI perah perlu dilakukan dengan baik oleh ibu menyusui yang tetap harus melaksanakan kewajiban bekerja. Kembali bekerja setelah cuti hamil bukan berarti ibu berhenti memberikan ASI kepada bayi.
ASI perah atau ASIP bisa didapatkan dengan cara memerah dari payudara ibu untuk ditempatkan ke dalam wadah steril seperti botol kemudian diberikan kepada bayi. ASIP biasa diberikan pada bayi ketika ibu sedang beraktivitas di luar rumah seperti bekerja.
Manajemen ASI Perah yang Baik dan Benar
Memerah ASI dibutuhkan saat payudara terasa penuh namun ibu sedang tidak bisa bersama bayi. ASIP juga bisa dicampur dengan makanan bayi atau makanan pendamping ASI agar pencernaan bayi bisa lancar.
Meski banyak manfaat, ternyata masih banyak ibu menyusui bingung bagaimana manajemen ASI perah yang baik dan benar. Berikut ini Kami jelaskan beberapa tips pengelolaan ASI perah untuk ibu pekerja.
1. Cara Memerah Air Susu Ibu
Cara memerah air susu ibu bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan pompa atau pumping dapat juga dengan menggunakan tangan. Pumping untuk air susu ibu sendiri juga terbagi ke dalam dua macam yaitu manual dan listrik.
Jika ingin memerah menggunakan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan terlebih dahulu hingga bersih. Kemudian tempatkan botol atau wadah steril pada bagian bawah payudara untuk menampung air susu yang keluar.
Lalu pijat payudara secara perlahan dengan memposisikan jari membentuk huruf C di sekitar areola dan tekan secara perlahan. Lepaskan tekanan ketika air susu keluar kemudian ulangi kembali menekan secara perlahan.
Manajemen ASI perah menggunakan pumping dapat dilakukan dengan praktis. Jika menggunakan pompa listrik, cukup menempelkan corong pompa pada payudara kemudian air susu akan keluar. Jika pompa manual maka harus memijat payudara untuk merangsang ASI keluar.
2. Cara Menyimpan ASI Perah
Cara menyimpan ASI perah juga perlu diperhatikan. Tempatkan susu ke dalam botol kaca atau plastik yang bebas dari Bisphenol-A atau BPA. Karena botol dengan menggunakan senyawa kimia ini kurang aman untuk kesehatan bayi.
Pastikan botol-botol tersebut sudah steril atau minimal dicuci menggunakan air hangat hingga bersih. Hindari menyimpan susu dalam botol sekali pakai yang tidak bisa digunakan secara berulang. Beri label pada botol bertuliskan jam dan tanggal pemerahan.
Manajemen ASI perah disarankan untuk menyimpan ke dalam tas khusus atau tas cooler agar kualitas susu tetap terjaga. Jika ingin menggunakan lemari pendingin, letakkan botol tersebut pada bagian paling dingin atau freezer.
3. Lama Waktu ASI Perah dapat Bertahan
Air susu ibu yang baru saja diperah dapat bertahan dalam suhu ruangan hingga 4 jam. Jika disimpan dalam wadah tertutup menggunakan kantong es dapat bertahan hingga 24 jam.
Namun jika disimpan dalam lemari pendingin dapat bertahan 3 sampai 4 hari. Dikutip dari Rsia Tambak, untuk penyimpanan di dalam freezer, ASI dapat bertahan hingga 6 bulan.
4. Cara Memanaskan ASI Perah
Botol susu yang disimpan dalam lemari pendingin dapat ditempatkan terlebih dahulu ke dalam mangkuk yang berisi air hangat sebelum diberikan kepada bayi. Namun hindari memasukkan kembali ke dalam pendingin setelah dihangatkan.
Hindari juga penggunaan microwave atau merebus ASIP untuk menghangatkan karena dapat merusak kandungan gizi. Jika manajemen ASI perah dipanaskan dengan cara demikian juga akan terasa terlalu panas bagi mulut si kecil.
5. Jumlah ASI Perah yang Perlu Disiapkan
Jumlah ASIP yang perlu disiapkan sangat tergantung pada kebutuhan bayi. Kebutuhan akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia serta berat badan bayi. Jumlah ini kemudian akan berangsur menurun setelah bayi mulai mengkonsumsi makanan pendamping ASI.
Lebih baik lakukan pemerahan setiap 3 sampai 4 jam sekali kemudian disimpan dengan cara tepat agar kualitas dan kuantitas ASI tetap terjaga. Payudara juga tidak akan membengkak karena tersumbat aliran susu yang tidak lancar.
Pengelolaan ASIP yang dilakukan dengan baik dapat menjadi solusi bagi ibu pekerja yang ingin terus memberikan ASI pada bayi. Jika ibu mengalami kesulitan dalam melakukan manajemen ASI perah jangan ragu untuk menemui konsultan laktasi agar keluhan dapat ditangani dengan baik.