Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda Dimulai dari Keluarga

 

kesehatan mental

Jakarta - Tahukah Anda saat ini sangat penting menjaga kesehatan mental, bukan hanya untuk orang dewasa tapi juga anak muda. Saat ini banyak anak dan remaja dunia yang mengalami gangguan mental.
Dari angka tersebut 40% memenuhi kriteria diagnostik untuk berbagai jenis gangguan mental yang berisiko. Di Indonesia juga angka gangguan mental ini semakin memprihatinkan, tapi masih dianggap sepele oleh masyarakat.

Terutama semenjak Pandemi Covid-19, ancaman gangguan kesehatan jiwa semakin tinggi karena permasalahan hidup kian meningkat, terutama masalah ekonomi. Jutaan orang yang terpapar maupun tidak terpapar Covid-19 mengalami permasalahan mental.


Apa yang Menyebabkan Meningkatnya Penyakit Jiwa?

Pada dasarnya, setiap orang memang perlu memerhatikan dan menjaga kesehatan mental, bukan hanya mengutamakan menjaga kesehatan fisik saja. Karena keduanya harus berjalan seragam.
Tekanan yang terjadi akibat penyebaran virus Covid-19 membuat masyarakat sangat terpengaruh, terutama kaum muda. Perasaan cemas, takut, tekanan mental akibat isolasi, pembatasan jarak fisik dan hubungan sosial serta ketidakpastian membuat kecemasan meningkat.
Belum lagi peningkatan penggunaan gadget dan dunia maya semakin berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.

Pada dasarnya, penyebab gangguan jiwa ada dua, yaitu faktor biologis dan psikologis. Faktor biologis, seperti:
1.    Terdapat masalah gangguan pada sel saraf di otak.
2.    Infeksi.
3.    Kelainan bawaan.
4.    Kerusakan otak akibat benturan atau kecelakaan.
5.    Kerusakan saraf pada karena kekurangan oksigen saat persalinan.
6.    Penyalahgunaan NAPZA.
7.    Kekurangan nutrisi.
8.    Adanya riwayat gangguan mental pada orang tua atau keluarga.


Jika Anda tidak memiliki faktor biologis tersebut, maka perlu menjaga kesehatan mental agar tidak terdampak dari faktor psikologis berikut:

1.    Peristiwa traumatis, seperti kekerasan atau pelecehan seksual.
2.    Kehilangan orang tua atau kekurangan kasih saying saat kecil.
3.    Ketidakmampuan bergaul dengan orang lain.
4.    Kematian pasangan, perceraian, atau kejadian traumatis lainnya.
5.    Perasaan rendah diri, marah, kesepian, dan ketidakmampuan melakukan sesuatu.


Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Mental?

Salah satu penyebab yang paling umum seseorang mengalami gangguan mental bukan dari sisi biologis adalah trauma masa kecil. Biasanya karena kejadian traumatis seperti perpisahan orang tua, kekerasan dalam rumah tangga, atau disia-siakan oleh orang tua.
Oleh sebab itu, untuk menjaga kesehatan kaum muda yang paling penting dilakukan adalah memastikan dukungan keluarga. Lingkungan keluarga yang positif akan memberi dampak luar biasa pada kesehatan mental.

Dikutip dari Kemenkes RI, bahwa ada beberapa cara mudah menjaga kesehatan mental di lingkungan keluarga, di antaranya sebagai berikut ini:

1.    Membiasakan sarapan atau makan bersama. Kebiasaan simpel seperti ini akan mengakrabkan semua anggota keluarga dan menciptakan keharmonisan. Walaupun hanya dilakukan sekitar 10 hingga 15 menit saja setiap harinya.
2.    Tidur yang cukup. Anda bisa mengatur jam tidur bagi anggota keluarga, misalnya jam 11 malam sehingga semua orang bisa memiliki waktu istirahat yang cukup setiap harinya.
3.    Lakukan kegiatan bersama seperti berolahraga bersama. Kegiatan simpel seperti ini bukan hanya menyehatkan fisik, tapi memberikan waktu berkualitas yang dihabiskan semua orang di rumah.
4.    Saling menghargai, baik orang tua maupun anak harus dihargai dalam keluarga. Jadi, bukan hanya anak yang harus menghargai dan menghormati orang tuanya, tapi juga sebaliknya.
5.    Tumbuhkan kepercayaan diri sehingga anak-anak tidak tumbuh dengan rasa rendah diri yang berefek pada masa depannya.
6.    Mensyukuri apa yang diberikan Tuhan dan menghargainya dengan rajin beribadah serta melakukan berbagai kegiatan positif.
7.    Berikan bimbingan dan disiplin serta kasih sayang dalam porsi yang tepat. Terutama, memastikan setiap orang dalam keluarga diperlakukan sama. Tidak ada yang lebih disayangi atau diperhatikan dari yang lain.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kesehatan kejiwaan beberapa tahun terakhir memang menjadi permasalahan kesehatan belum terselesaikan di Indonesia. Bahkan masih banyak orang menganggapnya tabu dibicarakan.
Oleh sebab itu, kepada masyarakat diimbau untuk dapat selalu berusaha menjaga kesehatan mental dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga.