Pentingnya Pengetahuan Mitigasi Kasus Gigitan Ular Berbisa

 


Warta Sehat | Jakarta - Kegiatan pelatihan mitigasi kasus gigitan ular berbisa pada musim penghujan di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta dilakukan dalam rangka melaksanakan salah satu catur darma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Kegiatan pelatihan ini yang sebagai ketua pelaksana yaitu Bapak Agus Pambudi Dharma, M.Si (Dosen Pendidikan Biologi UHAMKA), dan sebagai anggota tim ibu Mayarni, S.Pd., M.Si (Dosen Pendidikan Biologi UHAMKA) dan Mushoddik, M.Pd (Dosen Pendidikan Geografi UHAMKA). Peserta pelatihan merupakan siswa siswi SMA Muhammadiyah 23 Jakarta yang berjumlah 30 orang. “ujar Agus.
Peserta belum pernah mendapatkan informasi dan pengetahuan secara langsung dalam mencegah dan penanganan gigitan ular berbisa. Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan setelah mengikuti rangkaian kegiatan, peserta dapat menambah pengetahuan dalam membedakan ciri ular berbisa dengan ular tidak berbisa, proses pencegahan ular datang masuk kerumah, dan penanganan gigitan ular dengan tepat. “pungkas Dendi, Guru Biologi SMA Muhammadiyah 23 Jakarta.
 
Pelatihan ini berkolaborasi juga dengan nokturno Indonesia dengan pemateri bapak Indra, yang menjelaskan bahwa ular merupakan satwa reptil yang memiliki sisik dibagian luar tubuhnya. Habitat ular bervariasi dari lautan, hutan mangrove, hutan tropis, ladang maupun pemukiman masyarakat. Dalam membuat sarang, ular biasanya hidup di daerah yang lubang dan lembab.
Pada musim hujan, ular akan keluar dari sarangnya dan akan pindah tempat baru yang kering dan lembab sehingga terkadang ular masuk ke dalam ke dalam pemukiman masyarakat melalui lubang pembuangan air kamar mandi yang mengalir ke selokan air maupun lubang di celah-celah atap rumah dan ventilasi udara. 

Pencegahan yang dilakukan peserta pelatihan agar ular tidak masuk ke dalam rumah dengan menutup lubang-lubang tersebut menggunakan tutup pralon yang berlubang kecil maupun kawat ram. kata Agus

Selama ini, masyarakat masih percaya mitos, begitu pula peserta pelatihan bahwa masih percaya ular takut atau kabur dengan menggunakan garam dapur. Ular memiliki sisik ditubuhnya sehingga taburan garam tidak berpengaruh pada tubuh ular. Pada saat pelatihan, peserta mempraktikkan memberikan taburan garam ke dekat bagian tubuh ular, namun ular tidak mati dan tetap bergerak. Peserta percaya bahwa ular tidak takut garam. Jika masyarakat terkena gigitan ular berbisa, maka perlu dilakukan pertolongan pertama dengan menenangkan diri korban dan dibuatkan bidal didekat titik patukan ularnya. Pembidalan dilakukan pada korban agar bisa ular tidak cepat rambat ke seluruh tubuh korban. Setelah itu, korban dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan medis berupa pemberian anti bisa ular. “lanjut Agus