Dosen Pendidikan Biologi Melatih Kreatifitas Peserta Didik SMP Muhammadiyah Melalui Pembuatan Pewarnaan Kain Dengan Teknik Jumputan (TIE DYE)

 

Pewarnaan Kain Dengan Teknik Jumputan

Warta Sehat | Bogor - Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan implementasi dari catur darma perguruan tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap dosen. Tim dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) melakukan kegiatan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Almadani Gunungsari, Citeureup, yang sebagai ketua yaitu bapak Agus Pambudi Dharma, M.Si (Dosen Pendidikan Biologi UHAMKA) dan yang menjadi sebagai anggota tim yaitu Ibu Dr. Meitiyani, M.Si dan bapak Mushoddik, M.Pd.
Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Almadani Gunungsari, Citeureup, Bogor. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Sekolah, bapak Syarif Muzanni, S.Psi., M.Pd. dan Ibu Lintang, S.Pd sebagai Guru IPA. Pada sambutannya, bapak Syarif menyampaikan rasa senang dan bahagia atas kehadiran tim dosen FKIP UHAMKA dalam melakukan kegiatan pelatihan bagi peserta didiknya agar siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan pewarnaan di atas kain.
Tie dye merupakan salah satu teknik mewarnai kain dengan cara diikat terlebih dahulu menggunakan tali maupun karet. Setelah diikat, kain dicelup atau di semprotkan zat warna sehingga membentuk sebuah pola unik sesuai yang diinginkan. “ujar”, agus
Proses pewarnaan di atas kain membutuhkan peralatan dan bahan yang cukup murah dan mudah mencarinya seperti zat pewarna kain, tali rapiah atau karet, cuka, botol plastik, air, ember dan kaos. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam prosesnya, diantaranya: 1) larutkan zat pewarna kain ke dalam air mendidih dan tunggu hingga dingin, 2) tuangkan larutan pewarna yang dingin ke dalam botol plastik, 3) siapkan ember yang berisi air dan beberapa 100 ml larutan cuka, 4) kaos dimasukkan ke dalam ember dan diperas airnya, 5) buatlah pola pada kaos dan diikat menggunakan tali rapiah atau karet, 6) semprotkan larutan zat pewarna dengan berbagai warna di atas kain, dan 7) lepas ikatan karet pada kain dan selanjutnya dijemur hingga kering. “lanjut”, agus


Siti Aisyah (salah satu peserta pelatihan) mengungkapkan bahwa kegiatan mewarnai kain pertama kali dilakukannya. Setelah melakukan proses kegiatan pelatihan merasa senang dan bertambah keterampilannya dan senang dengan hasil yang dibuatnya. Kaos yang diwarnai seperti ini sering terlihat pada area wisata yang dijual ke kios-kios cenderamata,