Suatu subuh di IGD - dr. Gia Pratama

 


Warta Sehat | Jakarta - Suatu subuh di IGD, saya kedatangan seorang bapak berwajah panik, beliau memapah anaknya yang masih usia sma. "Dok, tolongin dok tolong",
Saya hafal sekali dengan wajah bapak ini, tapi biasanya selalu ceria dan semangat, beliau adalah tukang bakso langganan saya dekat rumah.
Saya bangkit dari tempat duduk saya, "Lho mas ada apa mas?" Saya lihat anaknya yg dipapah, pucat, kesakitan berat. Wajahnya basah dengan keringat dingin, air mata dan ingus. "Ini si tole dok, tadi bantuin saya giling daging, mungkin dia masih ngantuk dok, tangannya masuk dokk,

masuk ke Mesiin.. " sambil si mas nunjukin tangan anaknya yg dibebat sama sarung yg jelas penuh darah.

Muka saya cool, tapi dlm hati saya teriak "Apaaa??!!!"

Lalu saya liat si Tole, saya kira tangan kanannya yg dibebat itu sdg mngepal, trus tgn kirinya megangin kepalan tgn itu.

Ternyata saya baru sadar setelah bandingin panjang kedua tangannya, yang dia pegang itu bukan kepalan tangannya, tapi pergelangan tangannya. . . Tanpa tangan. . .

Muka saya tetap cool, tapi hati saya 😱

Saya langsung berpindah tempat ikut memapah tole dari sisi sebelahnya,

"Ayo mas, kita pindahin ke bed resus." Saya terus perhatikan wajah tole, nafasnya cepat, bibirnya gemetaran. "Ella! panggil Agus sama Bowo, ke resus semua pake apron, sama tolong bawain handscoen steril no.8,5.", "siap dok" teriak Ella.

Tole saya rebahkan di bed, bednya lalu saya atur agar dia bisa semi duduk. Tole sdh seperti ngantuk2, "dok,saya ga bakal meninggal kan dok? Kepalaku ringan dok, kyk melayang.", matanya ga fokus, kepalanya ke kanan kiri, terlihat sekali tenaganya habis, menahan sakit sepanjang jln

"Le, liat aku le." Saya pegang pundaknya, saya tatap matanya, "kamu bakal baik2 aja." Saya berusaha menguatkan.

Sepanik2nya pasien dan keluarga, dan di kondisi pasien apapun, di kepala saya selalu A,B,C,D. Pertama saya cek Airway (jalan nafasnya) aman,

lalu dengan stetoskop saya dengarkan paru2nya, tdk ada suara2 yg tidak saya inginkan, Breathingnya aman, "Gus, nyalain monitor, pasangan oksigen, Bowo, pasangin infus." Saya butuh tau dan mengontrol Circulation (aliran darahnya), Saya pasang manset di lengan kiri Tole.

lalu Agus mencet tombol blood pressure.

Saya hrs lengkapi Drugs (obat2annya) "Ella, bawain RL 2, ketorolac 3 amp, kalnex 2 amp, sama vit k." Ella mengangguk lalu berkelebat pergi, saya melihat bowo,"wo, siapin minor set, bawain kasa lipat beberapa box, sama kasa gulung.

"Dok, Tensi 90/60, Nadi 120, SpO2 98% dgn oksigen." Agus teriak melaporkan. Saya tau artinya, agus juga tau, ini pendarahannya sudah byk. "Ijin, aku ambil darahnya dok" saya mengangguk, saya butuh tau brapa Hemoglobinnya.

Kami ber4 mengelilingi Tole dan ayahnya di ruang tunggu.

"Ella, masuk ketorolac, kalnex, vit k 1 amp, trus loading 500 cc RL", ella ngangguk lalu cekatan motek2in ampul obat lalu masukin ke spuitnya, dengan gaya tipikal perawat masukin obat suntikan, diangkat keatas trus ditarik isinya, saya pake apron pake handscoen, pake goggle.

liat Agus dan Bowo jg udah pake. Kita berdiri bertiga seperti 3 chef lagi collab. Bedanya tidak ada bahan makanan apapun di depan kita.

Kami melihat lengan bawah yg terbungkus sarung terikat tali rapiah. "Wo, buka sarungnya." Saya udah siap dengan gumpalan kassa di kedua tangan.

Agus siap dengan plastik apron untuk penahan semburan darah dan minor set jika dibutuhkan, mata saya berusaha membayangkan lengan tanpa kulit dan mencoba mencari alur arteri radialis, siap menekan titik itu.

Sarung terbuka, secepat kilat saya menutup arteri radialis, tapi Zzreeess, semburan darah keluar dari arteri ulnaris. Untung agus siap, jadi tidak ada yg kena semburan darahnya. Tangan kiri saya lgs menutup pendarahannya. Ternyata ke2 arterinya sudah terpotong.

Tetesan sarah banyak sekali mengalir dari sarung yang dibuka. Kuat juga ini bahan sarungnya. Ooh ternyata sarungnya merk . . . . Gak jadi.

Lalu terpampang jelaslah lengan tole. Sendi pergelangan kehilangan semua tulang metacarpal dan carpals hanya sisa tulang scaphoid

Ini butuh debridement di ruang OK, saya sm Agus lalu dep tebal trus kita bebat dngan rapih, "Wo, rontgen antebrachii ya, abis itu kita telfon Ortho untuk persiapan operasi."

Saya cek monitor, tensi naik jadi 110/70, nadi turun jadi 85. "Alhamdulillah." Syok hipovolemik teratasi.

Saya lihat wajah tole, tampak sedih,kecewa,tdk percaya masih campur aduk.

Tiba2 terbayang, Wajah Luke skywalker, Wajah Jamie Lannister, mereka juga mengalami yg Tole alami. Mereka semua baik2 saja. Saya doakan sekali kedepannya Tole juga demikian

Ayahnya tole menghampiri, "matur suwun sanget dok." saya mengangguk, trus bicara lagi, "dok, dokter jgn beli bakso saya dulu yaa, tetap bakso sumsum sih tp udh kecampur sm sumsum tulang tole dok." Saya mngernyit dan hanya sanggup ngangguk2 lagi.

sungguh dark jokes sekali mas.

Alhamdulillah operasi lancar, tapi ya memang nantinya akan butuh protesa.

Hati-hati sama ngantuk teman-teman, bukan hanya di pekerjaan tetapi juga di perjalananan, bisa terjadi MICROSLEEP.

Microsleep adalah periode singkat tidur yang terjadi secara tiba-tiba dan tanpa diengaja,

biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Hal ini terjadi ketika seseorang sangat mengantuk atau kelelahan. Bahayanya selama periode ini, seseorang benar2 kehilangan kesadaran dan tidak dapat merespons secara tepat terhadap lingkungan sekitarnya

seperti saat bekerja atau mengemudi, Ini dapat menyebabkan kecelakaan serius.

Oleh karena itu, sempatkan istirahat yang cukup sebelum melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh.

Btw apa kira2 merk sarungnya? 😄 

@GiaPratamaMD