Apa Itu Kusta dan Bagaimana Penularannya

 


Warta Sehat | Jakarta - Kusta (juga dikenal sebagai Hansen's disease) adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan kulit, dan dapat menyebar ke jaringan tubuh lain seperti mata, hidung, dan organ dalam. Kusta dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan dini. Namun, jika tidak diobati, kusta dapat menyebabkan cacat permanen dan gangguan fungsi tubuh.

Penularan Kusta
Penularan kusta dapat terjadi melalui tetesan udara dari penderita yang tidak diobati atau melalui kontak dengan kulit atau selaput lendir yang terinfeksi. Penularan lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kulit rusak atau terluka. Kontak dengan penderita kusta yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati juga dapat menyebabkan penularan. Untuk mencegah penularan, penting bagi penderita kusta untuk menjalani pengobatan dan menjaga kebersihan tangan dan kulit.

Pengobatan Kusta
Pengobatan kusta melibatkan antibiotik jangka panjang yang disediakan secara gratis oleh pemerintah. Antibiotik dapat membunuh bakteri yang menyebabkan kusta dan membantu mencegah penyebaran penyakit ke bagian lain dari tubuh. Pengobatan juga dapat membantu memperbaiki gejala dan mencegah komplikasi.
Pengobatan kusta dapat memakan waktu hingga beberapa tahun dan penting untuk menjalani pengobatan secara teratur dan mematuhi arahan dokter. Setelah beberapa bulan pengobatan, penderita kusta harus memiliki tes ulang untuk memastikan bahwa mereka sudah tidak menularkan penyakit.
Penting untuk mengetahui bahwa pengobatan tepat waktu dan teratur dapat menyembuhkan kusta dan membantu mencegah komplikasi dan cacat permanen. Oleh karena itu, penting untuk segera melakukan pemeriksaan dan diagnosis jika memiliki gejala yang mirip dengan kusta. 

Perkembangan Kusta Di Indonesia
Indonesia masih menempati posisi 3 dunia dengan penderita kusta terbesar. Angka prevelensi kusta di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 0,45 kasus per 10.000 penduduk dan angka penemuan kasus baru sebesar 4,03 kasus per 100.000 penduduk. Akan tetapi angka prevelensi maupun angka penemuan kasus baru kusta terus menurun sejak 10 tahun terakhir.