Warta Sehat | Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar perdebatan mengenai mana yang lebih berbahaya antara gula vs rokok. Beberapa orang mengatakan bahwa konsumsi gula berlebih bisa menjadi penyebab berbagai penyakit kronis, sementara rokok sudah jelas mengandung banyak zat beracun yang membahayakan kesehatan. Namun, apakah perbandingan antara gula dan rokok ini adil? Yuk, kita kupas lebih dalam!
Gula: Nutrisi yang Bisa Menjadi Obat atau Racun
Gula sebenarnya adalah bagian dari nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam jumlah yang tepat, gula berperan penting sebagai sumber energi. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, gula bisa menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Menurut penelitian dari World Health Organization (WHO), konsumsi gula yang berlebihan berkontribusi terhadap meningkatnya angka penderita obesitas dan diabetes tipe 2. Selain itu, asupan gula yang tinggi juga berhubungan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular.
Beberapa fakta penting tentang gula:
Gula alami (seperti dalam buah) berbeda dengan gula tambahan yang sering ditemukan dalam makanan olahan.
Gula bisa menyebabkan resistensi insulin jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Gula dalam jumlah kecil tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks.
Rokok: Racun yang Tidak Dibutuhkan Tubuh
Berbeda dengan gula, rokok bukanlah nutrisi dan tidak memiliki manfaat bagi tubuh. Sebaliknya, rokok mengandung lebih dari 4.000 zat kimia beracun, termasuk nikotin, karbon monoksida, dan tar. Setiap hisapan rokok membawa zat berbahaya ke dalam tubuh, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke.
Menurut Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun. Sementara menurut data WHO tahun 2020, setiap tahun sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal yang disebabkan karena merokok atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.
Beberapa fakta penting tentang rokok:
Satu batang rokok mengandung lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya.
Merokok meningkatkan risiko penyakit paru-paru, serangan jantung, dan gangguan pernapasan.
Asap rokok juga berbahaya bagi perokok pasif, terutama anak-anak dan ibu hamil.
Apakah Gula Bisa Disejajarkan dengan Rokok?
Menurut dr. BobbyJantung dalam Podcast Kasisolusi membandingkan gula dengan rokok sebenarnya tidak tepat.
"Gula adalah kelompok nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sementara rokok masuk dalam kelompok racun, tidak memiliki manfaat dan hanya membawa dampak buruk bagi kesehatan."
Perbandingan yang lebih adil adalah:
Gula vs Garam: Keduanya adalah bagian dari nutrisi yang diperlukan tubuh, tetapi jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan penyakit.
Rokok vs Obat Nyamuk: Keduanya mengandung zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan.
Jadi, jika ada yang bertanya apakah lebih berbahaya gula atau rokok, jawaban yang tepat adalah pertanyaan tersebut salah. Rokok jelas lebih berbahaya karena tidak ada manfaatnya bagi tubuh, sedangkan gula dalam jumlah yang wajar tetap dibutuhkan sebagai sumber energi.
Bahaya Rokok Elektrik: Jangan Tertipu dengan Klaim "Lebih Aman"
Banyak orang beralih ke rokok elektrik atau vape dengan anggapan bahwa ini lebih aman daripada rokok konvensional. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa rokok elektrik juga memiliki risiko kesehatan yang tidak kalah serius.
Menurut laporan dari American Lung Association, cairan dalam rokok elektrik mengandung nikotin serta zat kimia berbahaya lainnya yang dapat merusak paru-paru dan sistem kardiovaskular. Bahkan, beberapa penelitian menyebutkan bahwa vape dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Fakta tentang rokok elektrik:
Mengandung nikotin yang tetap membuat ketergantungan.
Dapat menyebabkan penyakit paru-paru seperti "popcorn lung" akibat zat kimia di dalamnya.
Tidak sepenuhnya aman dan tetap berisiko bagi kesehatan.
Kurangi Gula dan Berhenti Merokok
Dari pembahasan di atas, jelas bahwa rokok jauh lebih berbahaya dibandingkan gula. Namun, bukan berarti kita bisa mengonsumsi gula tanpa batas. Mengurangi konsumsi gula dan berhenti merokok adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Yuk, mulai hidup sehat dengan:
Membatasi konsumsi gula tambahan dalam makanan dan minuman.
Berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
Mengadopsi pola makan seimbang dengan lebih banyak konsumsi buah, sayur, dan makanan alami.
Rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Dengan langkah kecil ini, kita bisa menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup. Jadi, yuk mulai sekarang, batasi gula dan berhenti merokok demi kesehatan yang lebih baik!
Sumber:
dr. BobbyJantung | Podcast Kasisolusi
Kemekes RI
WHO
sumber lainnya