Warta Sehat | Jakarta - Stroke sering datang tiba-tiba dan bisa mengubah hidup seseorang dalam sekejap. Tak heran jika penyakit ini disebut sebagai “pembunuh diam-diam”. Tapi tahukah kamu, sebenarnya stroke bisa dicegah dan ditangani lebih baik jika kita mampu mengenali gejala awalnya sejak dini.
Sayangnya, masih banyak orang yang mengabaikan tanda-tanda stroke, padahal setiap menit sangat berharga. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu stroke, siapa yang berisiko, gejala yang wajib diwaspadai, hingga langkah penanganan darurat. Yuk, simak dan sebarkan informasi ini untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa!
Apa Itu Stroke?
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terputus, baik karena sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Ketika darah tak bisa mencapai otak, maka sel-sel otak mulai rusak dalam hitungan menit. Jika tidak segera ditangani, stroke bisa menyebabkan kelumpuhan, kehilangan bicara, atau bahkan kematian.
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, stroke adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi stroke nasional mencapai 10,9 per 1.000 penduduk, dan jumlah ini terus meningkat seiring pola hidup yang tidak sehat.
Gejala Stroke yang Harus Diwaspadai: Metode FAST
Untuk mengenali gejala stroke secara cepat dan mudah, kamu bisa mengingat metode FAST:
1. F – Face (Wajah)
Perhatikan wajah, apakah salah satu sisi tampak turun atau tidak simetris saat tersenyum? Jika ya, ini bisa jadi tanda stroke.
2. A – Arm (Lengan)
Coba minta penderita mengangkat kedua tangan. Apakah salah satu tangan sulit diangkat atau jatuh ke bawah? Ini juga tanda kuat adanya gangguan saraf akibat stroke.
3. S – Speech (Bicara)
Perhatikan cara bicaranya. Apakah terdengar cadel, lambat, atau sulit dimengerti? Kesulitan bicara adalah salah satu gejala stroke yang umum.
4. T – Time (Waktu)
Waktu sangat penting. Jika menemukan gejala di atas, segera bawa ke IGD atau hubungi layanan darurat! Penanganan medis yang cepat bisa menyelamatkan otak dan nyawa.
Siapa Saja yang Berisiko Terkena Stroke?
Stroke bisa menyerang siapa saja, tapi ada kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi. Di antaranya:
-
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Ini adalah faktor risiko utama stroke. Tekanan darah yang terus tinggi bisa merusak pembuluh darah otak. -
Diabetes dan Kolesterol tinggi
Gula dan lemak yang berlebih dalam darah bisa mempercepat pembentukan plak di pembuluh darah. -
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan
Kebiasaan ini mempersempit pembuluh darah dan memperbesar risiko sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. -
Kurang olahraga dan pola makan tidak sehat
Gaya hidup pasif dan makanan tinggi lemak serta gula memperburuk kondisi tubuh secara umum. -
Stres berlebihan dan obesitas
Stres kronis dan berat badan berlebih memberi tekanan ekstra pada sistem kardiovaskular.
Penting untuk diingat, risiko ini bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup sehat, mulai dari sekarang!
Apa yang Harus Dilakukan Saat Gejala Muncul?
Saat kamu atau orang di sekitarmu mengalami tanda-tanda stroke, jangan tunggu gejala hilang sendiri. Segera lakukan tindakan berikut:
1. Segera ke IGD
Jika menemukan tanda stroke, bawa penderita ke rumah sakit terdekat secepat mungkin. Golden period stroke adalah 4,5 jam sejak gejala pertama muncul. Dalam periode ini, dokter masih bisa memberikan terapi pengencer bekuan darah untuk menghindari kerusakan otak lebih parah.
2. Kontrol Tekanan Darah & Gula Darah
Bagi kamu yang memiliki riwayat hipertensi atau diabetes, penting untuk rutin memeriksa tekanan darah dan kadar gula. Jangan tunggu komplikasi terjadi!
3. Terapkan Pola Hidup Sehat
Mulailah perubahan sederhana:
-
Kurangi konsumsi garam dan lemak.
-
Perbanyak sayur dan buah.
-
Rutin berolahraga minimal 30 menit sehari.
-
Hindari rokok dan alkohol.
-
Tidur cukup dan kelola stres.
Stroke Makin Banyak Menyerang Usia Muda
Fakta mengejutkan datang dari WHO dan American Heart Association, yang melaporkan bahwa saat ini kasus stroke di usia muda (30–45 tahun) terus meningkat. Penyebabnya? Gaya hidup modern: duduk terlalu lama, konsumsi junk food, stres, dan minim aktivitas fisik.
Di Indonesia sendiri, data BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa stroke menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar pada tahun 2022, dengan lebih dari Rp2,5 triliun dikeluarkan untuk pengobatannya. Ini artinya, stroke bukan hanya mengancam kesehatan, tapi juga membebani finansial keluarga jika tidak dicegah sejak awal.
Cegah Stroke, Selamatkan Masa Depan
Stroke bukan penyakit yang datang tiba-tiba tanpa tanda. Ia selalu memberi sinyal, hanya saja kita seringkali mengabaikannya. Dengan mengenali gejala, memahami risikonya, dan menerapkan hidup sehat, kita bisa mencegah bencana besar yang tak diinginkan.
Yuk, mulai dari diri sendiri. Edukasi keluarga, sahabat, dan lingkungan sekitar. Jangan biarkan orang yang kita cintai menjadi korban karena terlambat bertindak.
Sumber:
Siloam Hospitals ASRI
Kemenkes RI